“Kita temenan aja ya.”
“Kamu terlalu baik
buat aku.”
“Kamu lebih pantas
mendapatkan yang lebih baik daripada aku.”
“Aku sebenernya juga sayang sama kamu, tapi aku udah anggap
kamu seperti adik sendiri.”
Mari kita mulai pahami bahwa setiap hati itu tidak bisa
dipaksa. Bahwa jiwa yang mereka punya itu selalu digerakkan-Nya. Bahwa perasaan
kita bebas mau melakukan apa, tapi bukan berarti semua harus merasakan hal yang
sama, bukan berarti balasannya harus persis dan serupa.
Menyukai seseorang dan disukai banyak orang kadang datang
tanpa disengaja. Perasaan kita mengalir begitu saja. Karena Allah telah
mengarahkan kecondongan hati kita kepada ia, seseorang yang sesuai kriteria.
“Kalau kita bisa yakin dan percaya, jika memang Allah
dijadikan tujuan utama, maka kita nantinya pun bertemu juga. Jodoh nggak ‘kan
kemana.” Kata Murabbiku.
Penolakan? Tidak sepenuhnya benar, meski esensinya iya
–penolakan, namun halus dan lembut, semoga kalimat ini mengembalikan kita
pada-Nya. Mencoba ikhtyar kembali mendekati-Nya. Memperbanyak doa untuk
keberkahan dan keselamatan hidup sampai mati kita. Lalu menyerahkan akhir dari
semuanya hanya pada Dia, Sang Mahasegalanya.
Hati itu, Dia yang bolak-balikkan. Bagaimanapun kita
memaksa, berapapun harta di bumi yang kita belanjakan, hati itu takkan saling
berikatan bila tanpa kehendak dari-Nya. Sesempurna apapun kamu dan ia, tak juga
bisa memalingkan hatinya. Sekuat apapun usahamu untuk melembutkan pendiriannya,
tak juga bisa meluluhkan hatinya. Semua bila karena Allah tak mengehendakinya.
“Maka bersikaplah biasa saja.”
Kataku, yang sering itu, tidak ada yang memberi harapan,
hanya saja kadang kita ke-geeran. (geer: gede rasa)
“Tapi aslinya, bukan hanya segilintir orang yang menyukai,
bukan juga sedikit usaha yang mereka beri, bukan juga karena kita bisa memaksa
hati mereka mencintai. Tapi soal hati, Allah yang kuasai. Syukurnya sebagai
ikhwah, kita punya kriteria sendiri. Syukurnya kita harus bisa menghormati
prosedur dan etika yang ada.”
Ketahuilah.
Bahwa jika bukan aku, maka akan ada orang lain. Begitupun
sebaliknya. Kuharap kamu memahaminya.
Teruslah berjuang!! @amnuristaradaa
0 comments:
Post a Comment