bukan Cinta 1 / 2



Kepercayaan manusia cepat sekali berubah. Hari ini berkata iya. Bisa jadi besok lain pula jawaban mereka. Oleh karena dipengaruhi oleh hati yang terbolak-balik tersebab berbagai kondisi dan suasana. Pun terombang-ambing di tengah arus kemaksiatan atau ketaatan.
‘Kan sudah berkali-kali kukatakan, kalau kisah cinta ini bukan tentang 1 atau 2. Emosi yang tersebut begitu sakral dan bukan untuk dipermainkan oleh kita. Karena akan ada yang kecewa bila terhilang kesuciannya. Saat terhapus esensi cintanya.
Sejak dulu kita tidak pernah berubah. Tapi bila kebaikan dan ketaatan yang istiqamah-bertambah itu namanya anugerah. Syukur alhamdulillah, mudah-mudahan pemuda di luar sana juga sama. Mereka yang sedang kita bina berdua. Semoga nian mendekat bersama hingga ke ridha dan surga.
Duh.. sudah sering kunyatakan tentang dia. Dia itu siapa. Aku tak pernah bermain bila itu tentang menjaga iffah dan izzah. Harus dengan apa terjelaskan agar semuanya bisa percaya. Gadis di sekelilingku sekarang tak lebih dari teman biasa.
Kamu, tolong ragukan laki-laki manapun -termasuk aku dikarenakan mereka belum menjumpai yang berwajib dari pihakmu. Kamu pasti paham kenapa pergaulan yang terjaga dan hati yang dibina dalam bimbingan ketaatan akan membuat kita nantinya berjumpa. Setidaknya sampai di doa. Di doa ketika cinta kita pada Allah tumbuh, berkembang dan bercabang-cabang, lalu berbuah –mekar-mekarnya indah.
Ini bukan cinta 1 atau 2. Setiap cerita dialami tersebab kita yang memilihnya. Meski terasanya tak persis sama, tapi apapun hidup itu tetap memilih. Dan kita harus tahu bahwa tak memilih pun berarti kita telah memilih. Sekali lagi, memilih atau tidak memilih adalah pilihan. Memilih pilihan akan menjadi berkah bila Dia menjadi tujuan, bila Allah menjadi acuan, bila ridha-Nya menjadi pedoman. Berpikir, apa benar tidak memilih akan menimbulkan kebaikan bila yang terpilih membawa kemaksiatan dan banyak keburukan.
Kamu, ini bukan cerita cinta 1 atau 2, karena aku pilih Dia. Kita harus memilih Allah untuk menjaga hati-hati kita. Memohon Allah agar perasaan itu terhindar dari dosa dan murka. Menghamba supaya jiwa kita tercukupkan, Allah sebagai penjaga keimanan dan istiqamah kita dalam menuju altar menatap wajah-Nya.
Kamu, ini bukan cerita cinta 1 atau 2, aku melihatmu karena mereka. Saat membina menjadikan generasi yang menjemput surga ke rumah-rumah mereka dan ke rumah kita nantinya. Itu kalau beneran iya. Kalau berbeda, toh Allah ‘kan ada.

Sedang cenat-cenut,

Ahsan
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment