Kepercayaan manusia
cepat sekali berubah. Hari ini berkata iya. Bisa jadi besok lain pula jawaban
mereka. Oleh karena dipengaruhi oleh hati yang terbolak-balik tersebab berbagai
kondisi dan suasana. Pun terombang-ambing di tengah arus kemaksiatan atau
ketaatan.
‘Kan sudah berkali-kali
kukatakan, kalau kisah cinta ini bukan tentang 1 atau 2. Emosi yang tersebut
begitu sakral dan bukan untuk dipermainkan oleh kita. Karena akan ada yang kecewa
bila terhilang kesuciannya. Saat terhapus esensi cintanya.
Sejak dulu kita tidak
pernah berubah. Tapi bila kebaikan dan ketaatan yang istiqamah-bertambah itu
namanya anugerah. Syukur alhamdulillah, mudah-mudahan
pemuda di luar sana juga sama. Mereka yang sedang kita bina berdua. Semoga nian
mendekat bersama hingga ke ridha dan surga.
Duh.. sudah sering
kunyatakan tentang dia. Dia itu siapa. Aku tak pernah bermain bila itu tentang
menjaga iffah dan izzah. Harus dengan apa terjelaskan agar
semuanya bisa percaya. Gadis di sekelilingku sekarang tak lebih dari teman
biasa.
Kamu, tolong ragukan
laki-laki manapun -termasuk aku dikarenakan mereka belum menjumpai yang
berwajib dari pihakmu. Kamu pasti paham kenapa pergaulan yang terjaga dan hati
yang dibina dalam bimbingan ketaatan akan membuat kita nantinya berjumpa. Setidaknya
sampai di doa. Di doa ketika cinta kita pada Allah tumbuh, berkembang dan
bercabang-cabang, lalu berbuah –mekar-mekarnya indah.
Ini bukan cinta 1 atau 2.
Setiap cerita dialami tersebab kita yang memilihnya. Meski terasanya tak persis
sama, tapi apapun hidup itu tetap memilih. Dan kita harus tahu bahwa tak
memilih pun berarti kita telah memilih. Sekali lagi, memilih atau tidak memilih
adalah pilihan. Memilih pilihan akan menjadi berkah bila Dia menjadi tujuan,
bila Allah menjadi acuan, bila ridha-Nya menjadi pedoman. Berpikir, apa benar
tidak memilih akan menimbulkan kebaikan bila yang terpilih membawa kemaksiatan
dan banyak keburukan.
Kamu, ini bukan cerita cinta
1 atau 2, karena aku pilih Dia. Kita harus memilih Allah untuk menjaga
hati-hati kita. Memohon Allah agar perasaan itu terhindar dari dosa dan murka. Menghamba
supaya jiwa kita tercukupkan, Allah sebagai penjaga keimanan dan istiqamah kita
dalam menuju altar menatap wajah-Nya.
Kamu, ini bukan cerita
cinta 1 atau 2, aku melihatmu karena mereka. Saat membina menjadikan generasi
yang menjemput surga ke rumah-rumah mereka dan ke rumah kita nantinya. Itu kalau
beneran iya. Kalau berbeda, toh Allah ‘kan ada.
Sedang cenat-cenut,
Ahsan
0 comments:
Post a Comment