Hujan itu romantis. Detik-detiknya mengiringi gema azan fajr
saat gerimis. Desauannya mengingatkan kita pada kenangan-kenangan manis. Pagi ini
ia datang. Membawa rintik-tintik yang selalu bisa menenangkan. Siapapun kamu, semoga
di sana tetap dalam keimanan. Dimana Allah nian menyelamatkan dari maksiat dan
keburukan. Begitu pula aku yang mencoba bertahan dalam ketaatan. Sembari berusaha
mendatangi keluargamu dalam tujuan menghalalkan.

Awan yang tadinya gelap, sekarang hilang melenyap. Seiring dentuman
dari langit, terharap kita terus menghamba dan meminta agar kelak Allah jadikan
pertemuan di jalan dakwah ini terus memikat. Supaya hadirnya aku di hidupmu
menjadikan kita berkuat-kuat dalam membangun binaan muda yang punya potensi
memperbaiki untuk umat. Kiranya nanti bisa memunculkan buah-buah hati yang terjaga
dengan kesucian dan kemuliaan diri. Yang termasuk dalam generasi qurani.
Kamu dan hujan yang tak kalah romantis, gantungkan harapanmu
hanya pada Allah, merayunya puitis. Titipkan cintamu juga ya, dengan pujian-pujian
manis. Dan takutlah kala waktumu untuk mendekat telah habis.
Kita tidak perlu kecewa. Allah akan selalu ada, maka mari
bersungguh-sungguh mendekati-Nya. Bersedia menjemput ketenangan
membersamai-Nya.
Dinding kaca bukannya batu, janganlah salah menaruh besi
Jatuh cinta jangan terlalu, bila berpisah hancurlah hati
0 comments:
Post a Comment