Hujan yang berbicara tentang…


Saya tidak berpikir ketika angin datang dengan kencang dan awan yang mulai berkumpul mengendap gelap, bahwa ini akan menjadi pemicu kesunyian. Tidak sama sekali. Tentang sunyi dan sepi adalah hak dari hati. Mengenai bagaimana cara ia menjawab dan bereaksi.
Menurut saya hujan hanya membawa keramaian. Air-air yang berkucuran menderu-deru. Mereka saling berbicara satu-sama lain. Suasana menjadi sangat ramai sehingga pembicaraan mereka saling berbenturan.
Rintik-rintik itu kian bergemuruh. Jatuh perlahan-lahan sampai membawa guntur yang meluruh ke semua penjuru. Mereka saling berbicara. Tentang mereka yang memerintah pada hati untuk merasa sepi. Tentang orang-orang yang mensyukuri hidupnya walau telah dikhianati. Tentang para hamba yang selalu menerima. Melalui penerimaan yang sederhana. Bahwa bila hatinya telah tercukupi oleh Sang Khaliq, maka telah cukup baginya. Tentang kita yang mendoa dengan banyak cara agar terbukti bahwa kita hanya seorang hamba. Tentang…
Hujan terus berbicara. Mereka mengobrol hingga air merasa jera. Ia terus turun beruntun. Tidak peduli berapa kali harus jatuh bahkan meski bertubi-tubi, air dari langit harus tetap menjalankan perintah diri. Lakukan saja. Tanpa bertanya. Tanpa berpikir beberapa kali.
Saya? Silahkan berbicara sepuas yang Anda inginkan di depan atau di belakang saya. Kita hanya akan mengambil pelajaran dengan penerimaan. Bahwa Allah sedang melakukan sesuatu lagi. Selalu seperti itu hingga mati nanti. Dengan penerimaan yang Allah ridhai. Dengan prasangka baik yang tak boleh terhenti.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment