Kita mendapatkan waktu yang sama dalam sehari. 24 jam. 60
menit dan 3600 detik untuk 1 jam. Setiap dentang jarum di mesin itu membentuk
kehidupan kita. Di dunia hingga kehidupan setelahnya. Ia adalah tinta yang
tertulis saat pena menggerakkan lentik tubuhnya. Ia bisa menjadi dedaunan atau
ranting yang terpelanting akibat tertiup angin. Atau mungkin seperti debu yang
menutupi kaca jendela lalu disapu bersih tanpa sisa.
Jangan tanya kenapa saya jomblo, single tanpa hubungan
dengan siapa-siapa. Saya sedang sibuk belajar dan menata masa depan. Proses yang
entah kapan selesai. Banyak pekerjaan yang tak pernah saya mengerti hingga
kini. Tapi menjadi yakin agar pasangan saya nanti adalah orang yang masa
depannya tertata juga. Dia yang kehidupannya selagi muda terus belajar dan menata
urusannya sebik yang ia bisa. Seseorang yang bahkan sangat mampu untuk menyelesaikan
lebih daripada urusannya sendiri.
Kenapa saya begitu betah meyendiri tanpa kekasih, karena
waktu telah habis untuk mengasah keistimewaan diri. Seorang pemuda yang hanya
saat ia berdiam, berhasil menjadi pusat perhatian. Kehadirannya dinantikan
sekaligus disenangi. Tempat dimana ia menetap menjelma begitu menyenangkan.
Setiap manusia yang peka pikiran dan jiwa pasti memiliki satu
pilihan untuk berkehidupan sosial. Masing-masing dari mereka punya kecenderungan.
Ketertarikan untuk mendekati orang lain yang punya kecenderungan sama.
Tak usah khawatir tentang urusan perasaan. Tentu akan ada
waktu dan porsinya. Akan ada banyak hal yang mendatangi hidup kita. Tapi bila
itu tidak berguna apalagi menyiksa, maka saya buang saja. Jangan tanya kenapa
saya jomblo, single tanpa hubungan dengan siapa-siapa. Saya sedang sibuk
belajar dan menata masa depan.
Khair
0 comments:
Post a Comment