*Iqlab



Pesona, ketertarikan, dan perasaan selalu berhasil menarik perhatian untuk dilalui. Karena sepanjang perjalanannya terdengar indah dan menyenangkan. Ia menjadi topik yang selalu ingin orang-orang perbincangkan, selalu ingin dibuai dan melayang dalam pelukan, serta selalu ingin merasakan debarannya hingga tiba waktunya ruh terlepas dari dekapan.



Kita sudah lama bertemu, kini pun sudah menyatu. Tapi karena seseorang di luar sana, aku merasa terganggu. Kamu berada di depanku, cuma entah bayangan siapa yang ditangkap oleh mataku. Bagaimana aku bisa memulai ini denganmu. Bagaimana ini terjadi padaku? Kenapa dia menghalangiku beribadah pada Tuhanku?
Pernah suatu kali perasaan ini begitu menyesakkan dada. Saat-saat aku berharap padanya. Aku pun bertanya-tanya seberapa lama ia akan berpura-pura tak peka? Pria seperti dia kenapa bisa melakukan itu semua pada wanita? Tapi jika pun tak kutanya, rasanya jawabannya sudah pernah tersebut olehmu sebelumnya.
“Berpura-pura tidak peka adalah penolakan yang paling lembut.”
Pria itu, meski tidak memberikan harapan, kenapa aku berharap. Meski tidak memberikan penolakan, kenapa terasa ditolak. Duh, aku tidak mengerti kenapa bisa serumit ini.
Pria itu, biarlah ia dengan dirinya. Karena ketika ia jauh dan hampir tak terlihat, itu karena silaunya yang menawan dan penuh pesona. Namun jika ia dekat, bintang yang bersinar pun tampak biasa saja. Mulai ini kuanggap ia biasa saja, saat kami mendekat ia makin biasa saja.
Lalu aku kembali padamu. Kita sudah menyatu dalam ridha Rabbku dan Rabbmu.

Jika aku adalah pria itu, kenapa bisa melakukan ini pada kita?
Jika aku adalah pria itu, akan kukatakan; semoga ketidak-beruntunganmu bertemu denganku berakhir segera.


dari balik tangga berwarna biru
Khair
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment