Nasabah Cerdas, Kejahatan Siber Ditebas!

Memang tidak dapat dibantahkan bahwa penggunaan teknologi internet banyak memberikan bantuan untuk menyelesaikan persoalan yang rumit secara efektif dan efisien. Penggunaan teknologi internet telah membentuk masyarakat dunia baru yang tidak lagi dihalangi oleh batas-teritorial suatu negara yang dahulu ditetapkan sangat esensial sekali yaitu dunia maya, dunia yang tanpa batas atau realitas virtual (virtual reality). Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan Borderless World.


Perkembangan digital yang cepat memicu peningkatan kejahatan siber di perbankan. Kementerian Komunikasi dan Informasi mencatat sekitar 5.000 laporan pengaduan tindakan penipuan (fraud) masuk setiap minggunya.

Sejak  Maret 2020 hingga saat ini, hampir 200.000 laporan fraud telah diterima, di mana media yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp serta Instagram. Statistik ini menunjukkan Indonesia sudah dalam situasi darurat kejahatan siber.

Terdapat masalah utama yang dihadapi oleh Perbankan mulai dari aplikasi pihak ketiga di smartphone, hal ini memungkinkan ia memiliki keamanan yang lemah jika dibuat oleh pengembang yang tidak berpengalaman

Kedua, yaitu jaringan Wifi publik yang merupakan salah satu cara mudah bagi peretas untuk mendapatkan akses dan data ke berbagai informasi akun yang tersimpan di smartphone.

Ketiga, mobile malware seperti virus, trojan, rootkit dan lainnya. Ketika industri perbankan terus berkembang, begitu pula dengan malware.

Oleh karena itu, perbankan serta nasabah yang bijak harus memahami dan mengenali apa saja bentuk penipuan digital yang marak terjadi untuk meminimalisir risiko kerugian bahkan bisa menghindarinya.

Berikut adalah video "Cara menjaga diri dari kejahatan siber":


(Persero) Tbk (BBRI) menjadi solusi untuk menjawab semua keresahan nasabah. BRI tengah mengoptimalkan layanan digital melalui penyuluh digital. Peran penyuluh digital akan digencarkan sehingga nasabah mendapatkan pendampingan saat mengakses layanan digital.

Sejumlah layanan digital telah disiapkan BRI, di antaranya digital banking BRImo, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit BRISPOT, laku pandai Agen BRILink, hingga aplikasi BRIAPI yang memungkinkan terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga.

Untuk menyelaraskan transformasi digital tersebut, BRI menghadirkan solusi finansial berupa Super Apps BRImo. Aplikasi ini dilengkapi dengan beragam fitur yang memudahkan nasabah untuk melakukan aktivitas perbankan.

Apabila awalnya harus datang ke kantor cabang dan mengantre untuk membuka rekening atau pergi ke ATM untuk bertransaksi finansial, sekarang seluruh kegiatan tersebut dapat dilakukan di mana saja tanpa berpindah tempat melalui BRImo.

Di sisi lain, kelengkapan layanan digital BRI perlu diimbangi dengan kesiapan masyarakat atau nasabah yang lebih melek digital khususnya pada layanan perbankan. Masyarakat juga harus dilakukan edukasi digitalisasi layanan perbankan.

Di tengah era disrupsi, pengembangan teknologi digital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat menuai keberhasilan. Transformasi digital yang dijalankan sangat masif telah membawa BRI menjadi technology company dengan lisensi bank. Hal tersebut sejalan dengan isu prioritas presidensi G20 yang akan mendorong agenda transformasi digital di Indonesia. Posisi G20 cukup signifikan dalam isu kebijakan pemanfaatan teknologi digital, dimana saat ini pemanfaatan teknologi digital telah dilakukan di hampir seluruh kegiatan ekonomi di dunia.

Saat ini, lanjutnya, 96,7% aktivitas nasabah sudah menggunakan digital channel. Pengguna BRImo sendiri pada 2021 mengalami pertumbuhan pesat sekitar 56,4% year-on-year (yoy) menjadi 14,2 juta dari 9,1 juta pada 2020. Kemudian jumlah transaksi meningkat sekitar 66,2% yoy dari 766 juta transaksi pada 2020 menjadi 1,27 miliar transaksi pada 2021. Adapun untuk nilai transaksi melalui BRImo pada 2021 mencapai Rp1.345 triliun atau meningkat 581,1% yoy dari 197 triliun pada 2020.

Di samping itu, AgenBRILink juga diperkuat oleh lebih dari 500.000 agen di seluruh Indonesia. Jumlah transaksi melalui AgenBRILink pada 2021 mencapai 928 juta, meningkat 27,5% yoy dari 728 juta transaksi pada 2020.

Nilai transaksi AgenBRILink pada tahun 2021 naik sekitar 35,6% yoy menjadi Rp1.143 triliun dari Rp843 triliun pada 2020. Adapun fee income pada 2021 telah mencapai Rp1,19 triliun atau naik 3% yoy dari Rp1,15 triliun pada 2020.

Untuk lebih mengenal "Transformasi Digital Bank BRI", mari kita simak video berikut:


 

Hal ini menjadi proses dengan pencapaian yang sangat baik untuk nasabah BRI. Performance yang sangat memuaskan untuk pertumbuhan BRI. Harapannya BRI tetap konsisten melakukan pelayanan maksimal untuk masyarakat hingga ke pelosok negeri.


Mari menjadi nasabah bijak dengan berdikari bersama BRI

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments:

  1. Pemaparan yang sangat baik Pak dalam mencegah kegiatan digital yang bersifat illegal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Pak. Semoga kita dapat menjadi nasabah bijak yang cerdas menjaga diri dari kejahatan siber.

      Delete