Di era sekarang, serbuan informasi dari berbagai penjuru sudah tidak asing lagi. Segala macam informasi sepele hingga vital sudah sangat mudah diakses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Hal ini akibat perkembangan teknologi yang melaju sangat cepat. Dengan adanya perubahan perkembangan itulah semua orang mulai merasakan baik dampak negatif maupun dampak positif. Kini informasi dapat kita dapatkan dengan mudah, dengan mengakses media sosial. Mungkin bukan hanya persoalan informasi, namun sekarang ini kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan hanya dengan menggunakan jari melalui smartphone yang kita miliki, misalkan berbelanja, membeli makanan tanpa harus datang ke toko maupun ke kafe. Karena semuanya bisa di akses melalui aplikasi online.
Di sisi lain, terkadang informasi yang kita dapatkan belum tentu semua benar, banyak orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan berita palsu (hoax). Mereka memiliki tujuan sendiri dalam menyebarkan berita palsu tersebut, salah satunya untuk melakukan provokasi pribadi maupun massa.
Nah berikut adalah beberapa cara cerdas untuk bebas dari berita palsu (hoax):
1. Mencari dan memahami pengetahuan mengenai penggunaan teknologi yang baik dan benar.
Semakin kita memahami, maka semakin mudah untuk menganalisa tentang isi dari berita yang beredar. Tetapi pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang masih percaya dengan banyak berita palsu (hoax). Pengetahuan yang kurang akan literasi media sangat mempengaruhi manusia percaya akan berita palsu, selain itu rendahnya pendidikan dan wawasan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut. Meka semakin memiliki pemahaman yang cukup tentang media memungkinkan untuk memudahkan kita menyaring informasi yang layak dikonsumsi. Sedangkan kebalikannya, jika kita dengan latar pendidikan yang minim, agak sulit membedakan konten-konten yang benar maupun informasi yang positif. Dan disinilah peran literasi media seharusnya muncul, yaitu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat yang rentan memakan mentah-mentah informasi palsu.
2. Menerima maupun memaknai pesan secara kritis.
Berpikir kritis merupakan bagian penting dalam mengolah informasi. Dengan berpikir kritis, kita diajak untuk mengolah sebuah informasi dengan memperhatikan kerangka utuhnya, termasuk seluruh aspek yang terkait dengan informasi tersebut. Dalam berpikir kritis, kita diajak untuk mengembangkan sebuah pemahaman komprehensif baik mencakup hal yang pro maupun kontra terhadap sebuah informasi.
3. Memverifikasi subjek, sasaran audiens yang dituju, serta menggunakan sumber-sumber yang relevan.
Kita bisa mengidentifikasi berita benar atau palsu tersebut dari ciri-cirinya. Seperti kalimat yang cenderung memaksa penerima untuk meneruskan pesan tersebut, biasanya isi pesan juga dalam huruf kapital semua. Kemudian isi pesan juga tidak mencantumkan sumber yang jelas atau tidak kredibel.
Kesimpulannya, dengan berbagai cara cerdas untuk bebas dari berita palsu diharapkan kita dapat menilai informasi-informasi yang ada. Dengan ini pulan diharapkan kita mampu memilih dan memilah informasi dari berbagai belahan dunia.
Penyebaran informasi dan berita palsu membuat problema yang cukup serius, bukan hanya menjadi persoalan nasional bahkan sudah menjadi permasalahan duniawi. Perkembangan teknologi dan media sosial yang sangat cepat membuat semua orang mampu menguasai perubahan zaman yang ada. Ada yang memanfaatkan perkembangan tersebut sebagai suatu hal yang positif dan ada juga yang memanfaatkan perkembangan media sebagai sesuatu yang negatif.
0 comments:
Post a Comment