Apa yang ditunggu ketika tak terdengar ketukan dari balik
pintu? Haruskah kita meraih anak tangga yang badannya t’lah rapuh. Bukankah setiap
detik dari hari kemarin sudah menjadi masa lalu? Maka seberapa banyakpun kisah
yang menarik hatimu belum tentu itu kenangan terindah untukku.
Kita persingkat saja. Aku adalah awan dan kamu matahari. Saat
siang dan terik kena cahaya terang-benderang, ada kamu. Juga ada aku, untuk
meneduhkan orang-orang dari sengatan panasmu. Ada aku agar orang-orang tak
terlalu bersemangat mencelamu. Ada kamu saat angin menderu kencang, siang tetap
terang-benderang. Ada aku meski kamu membakar tubuhku yang notabene tertempa dari unsur air, menemani untuk luruh sedikit demi
sedikit – perlahan-lahan.
Kalau begitu kita permudah saja, kadang aku mudah sekali
mengingatimu. Kamu seringkali membuat perangkap untuk namaku di pikiranmu. Apakah
ini tentang harapan yang (pernah) kuberikan padamu atau harapan yang
(terus-menerus) kamu sandarkan padaku?
Apapun opsi itu, aku akan bertanggung jawab terhadap amanah dari
Tuhanku. Akan menyerahkan pada-Nya kisah-kisah yang berada di luar
keterbatasanku. Dan menjalani semua yang Dia ridha –suka –cinta dan –menjadikanku
sebenar hamba.
‘Hope’
Ini seringkas kata-kata tentang hidup, dakwah, dan kita
(terharap ridha-Nya)
0 comments:
Post a Comment