The Last Three Days

Kuhiadiahkan untuk kamu yang terus menunggu. Kamu harus tahu bahwa menunggu bukanlah pekerjaan yang abadi. Ada batas waktu. Ada estimasi berapa lama kamu harus menanti. Sebelum ada penyesalan karena kamu terlalu lama menghabiskan energi. Sebelum mengutuki diri sendiri karena menunggu yang tidak pasti.

Dengan waktu tiga hari terakhir ini, kusampaikan padamu sebuah pesan.

“Bersabarlah, mungkin kamu akan mendapatkan kabar gembira. Tapi aku bisa saja memberi berita duka yang beriringan bersama luka dan nestapa.”

Melalui perjalanan sepuluh malam terakhir di Ramadhan mubarak ini, saya beri jawaban dari hati atas petunjuk-Nya. Berharap tulisan ini menjadi ibadah amal jariyah, semoga kita berhasil mengetuk pintu lailatul qadr dan ia membukanya dengan sepenuh cinta.


Masjid Maryam Musammah , Malam ke 29 Ramadhan 1438 H



Unduh gratis dan baca selengkapnya "di sini". Semoga bermanfaat.


Seseorang tengah melamun di kesendirian
Memikirkan apa yang harus ia lakukan
Betapa sulitnya untuk menghargai kesempatan
Betapa peliknya agar tidak ada yang perlu dilewatkan

Pandangannya terlempar melihat burung bangau
Mereka terduduk bersama kesunyian di tepi danau
Pikiran melayang, hati galau
Bibir berhenti berucap, jiwa merasa risau

Mungkin akan lebih baik untuk mendahulukan
Siapa yang tercepat, dia akan dapat
Kalau lambat, mari terima resiko walau gelisah terus menghantui, gulana tertempel erat

Ia masih duduk dan tak berbuat apa-apa
Sebenarnya ia juga sedang menunggu hasilnya
Ia melakukan jalan terakhir yang dibisa
Lirih-lirih, perlahan, ia berdoa
Dengan pinta yang menghamba, sepenuh rasa ia luahkan semua

Wahai Tuhan,
Apa yang Engkau turunkan di antara kebaikan, hamba amat memerlukan.


Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home