Aku mulai menulis lagi. Meski sebenarnya
banyak soal-soal yang ingin kusimpan tapi tampaknya lebih banyak hal lagi pertanyaan
yang harus dijawab perlahan. Beberapa bulan di belakang dan di hadapan adalah
perjalanan yang teramat panjang. Sejauh petualangan hidupku selama ini. Dan tentu
lebih menantang adalah semua yang berada di masa depan. Mereka, bulan-bulan
yang akan datang sudah bersiap-siap membawa amanah bertumpuk-tumpuk dan
bertimpa-timpa.
Harus kumulai darimana? Aku saja
bahkan tampaknya sudah lupa bagaimana asal mulanya. Walau begitu, aku tetap
sadar tentang kekuatan Yang Mahakuat. Ini adalah pegangan yang tak ada
tandingan. Yang pasti kita harus selalu tahu untuk melibatkan Dia selalu.
Perjuangan memang selalu begitu. Dan
cinta memang harusnya begitu. Menguras energi, penuh pengorbanan,
mempertahankan visi, berusaha tanpa kenal henti, menemukan solusi-solusi, dan
cara-cara lain yang akan menggerogoti isi tubuh dan pikiranmu. Aku menulis
bukan karena keingintahuanmu. Bukan. Bukan hanya sekedar berbagi cerita padamu.
Tapi karena meluapkan yang bisa meringankan perjuangan. Aku tahu ini tak
berpengaruh banyak, namun akan selalu ada hikmah tersembunyi di balik titah
ajaib-Nya.
Semasing kita sedang berjuang. Dengan
banyak hal. Berbeda-beda yang diperjuangkan. Namun harus kamu ingat satu hal,
tentang apapun itu yang kamu perjuangkan, tetap sumbernya karena Allah,
prosesnya melibatkan Allah hingga akhirnya menyerahkan hasil hanya kepada
Allah.
Aku mulai menulis lagi setelah
sekian hari. Untuk mengingat kembali kenangan dan merekamnya agar tak tergilas
zaman. Aku melakukannya agar di saat yang sama aku mengingat masa lalu. Atau di
saat nanti aku bisa merasakan perasaan hari ini. Kita perlu melakukan
muhasabah, perhitungan-perhitungan agar tahu diri di hadapan Ilahi serta rendah
hati pada generasi-generasi Rabbani. Jika sudah tiba saat untuk maju ke
hadapan, maka kita sudah siap untuk mewarnai orang-orang yang sedang belajar
mendekati Dia. Mengajak mereka bersama-sama mendekati keridhaan-Nya.
Aku tetap yakin tentang apa yang
aku perjuangkan karena masih di dalam doa.
Ya Rabb, jika semua impian ini
menambah ketaatan, maka anugerahkan.
Jika sebaliknya maka hamba mohon jauhkan.
Aku menulis lagi untuk meluahkan
perasaan. Agar yang menyumbat dapat mengalir. Supaya yang sudah mengalir dapat
membersihkan niat-niat yang rusak karena ‘wahn’ cinta dunia dan takut mati.